BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

21 Juni 2015

Tukang buah di pasar Griya Bukit Jaya

Pagi ini saya sedang berada di pasar Griya Bukit Jaya untuk membeli nanas. Nanas yang dicari adalah jenis nanas madu asal palembang, kelebihan nanas madu adalah rasanya yang sangat manis, sehingga cocok dikonsumsi dan untuk membuat selai nanas.

Kebetulan istri saya lagi banyak pesanan kue lebaran,. Kuenya bener-bener home made dan terbuat dari bahan yang alami. Sehingga selainyapun harus dibuat sendiri.
Saya langsung menuju ke tukang buah langganan saya di ujung pasar. Saya membeli 12 buah nanas, satu buah harganya 5000 rupiah, kalau dikupas nambah ongkos kupas 1000 rupiah.

Berhubung saya tergolong orang yg malas ngupas nanas, maka saya minta abangnha untuk kupas sekalian. Ternyata mengupas nanas gampang-gampang susah, buktinya yang biasa ngupas nanas saja saya perhatikan membutuhkan waktu sekitar 2 menit untuk mengupas satu buah nanas, ditambah lagi dengan ramainya pembeli, membuat lebih lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk mengupas nanas. Yaaaa harus bersabar, sambil menunggu sambil iseng-iseng bikin artikel.

Melihat para pambeli di pagi ini, tipikalnya macam-macam, ada yang tanya harga langsung beli, ada yang pakai nawar dulu baru beli, bahkan ada ibu-ibu yang nawarnya kelewatan, sehingga abangnya sempet sewot. Namanya juga emak-emak, kalau nggak nawar ya nggak afdol....

Ada juga yang udah nawar-nawar tapi tidak jadi beli, parah kan ?? Melihat tingkah laku para pembeli ini menjadi hiburan tersendiri bagi saya. Karena sudah setengah jam, nanas saya belum kelar-kelar dikupas. Dari 12 nanas yang saya pilih ternyata ada 3 buah yang busuk dan langsung diganti sama abangnya. Tuuh kaan ada berkat dibalik penderitaan hehe... coba kalau saya bawa pulang dan kupas sendiri, pasti ngupasnya bisa seharian dan yang busuk tidak bisa di tukar. 

Tukang buah lagi ngupas nanas
Ramainya pembeli 
Penampakaan
Nanas yang saya pilih
Nanas yang busuk langsung dipisahkan

09 April 2014

Memperbaiki Selenoid Valve pada mesin cuci top loading

           Saya memiliki dua mesin cuci, keduanya keluaran Samsung,  yang satu type Front Loading WF 0702 NCE yang satu lagi adalah type Top Loading. Keduanya beroperasi secara bergantian, karena digunakan untuk usaha laundry kiloan guna membantu perekonomian keluarga.


      Dalam pengoperasiannya Kedua mesin cuci ini memerlukan suplay air yang bertekanan tinggi, karena posisi Toren/tandon air tidak terlalu tinggi maka saya menambah mesin pendorong air untuk memaksimalkan daya dorong air yang dibutuhkan oleh mesin cuci tersebut. Kedua mesin ini sudah beroperasi sekitar 2 tahun dan belum pernah terjadi trouble yang berat.   
  
Namun pada pertengahan Maret 2014 mesin cuci  yang Top Loading mengalami masalah, yaitu pengisian air tidak mau berhenti alias ngucur terus meskipun dalam kondisi mesin tidak membutuhkan air ( bilas / pengeringan ). Akibatnya mesin pendorong juga ikut menyala. Saya sudah berusaha membersihkan saringan air yang berada di jalur masuknya air, tetapi masih saja kebocoran terus terjadi.

        Agak frustasi dengan keadaan, setelah menunggu dua minggu, maka terpikir untuk memanggil teknisi, namun niat itu saya urungkan karena bertepatan dengan hari raya Nyepi. Pastinya para teknisi juga pada libur. Akhirnya saya putuskan untuk membongkar sendiri mesin cuci tersebut.

Sebelum upacara pembongkaran, saya sempatkan Googling untuk sekedar mendapatkan referensi dan pengetahuan tentang permasalahan mesin cuci. Setelah membaca beberapa artikel dari website maupun blog pribadi, kemungkinan besar penyakitnya pada Selenoid Valve (cmiiw), Yaa..... cukup sampai disitu, tidak ada penjelasan secara spesifik untuk mengenai sosok Mister Selenoid Valve ini. agar tidak terlihat seraam.. maka ijinkan saya menyebutnya dengan Silvie

         Berbekal informasi yang sedikit dan hawer-hawer tersebut saya putuskan untuk membongkar sendiri yang Mulia Silvie ini. Pertama-tama saya siapkan peralatan seperlunya, yaitu obeng, sikat pembersih, sabun, ember, lap, meja dan lain-lain. Pertama-tama saya buka penutup atas dengan menggunakan obeng kembang. Setelah tutupnya terbuka maka muncullah penampakan seperti ini.


Inilah penampakan mahluk Silvie tersebut


Setelah itu lepaskan SILVIE tersebut dari dudukannya.. caranya dengan mencabut shoket penghubung dan melepas 2 pasang mur yan menempel pada body mesin cuci.







Lalu angkat seluruh rangkaian mbak SILVIE ini dan segera bawa ke meja operasi (halah..) ke meja khusus yang telah disiapkan untuk membongkarnya. Untuk mesin cuci yang saya punya, SILVIE menyatu dengan rangkaian rumah pengisian sabun cuci. Tapi nggak papa bawa sekalian rumah pengisian sabun cucinya, agar sekalian dapat dibersihkan.





Setelah rangkaian rumah pengisian sabun dan SELVIE dilepas, maka akan terlihat seperti gambar di atas.

Langkah selanjutnya adalah melepaskan rangkaian SILVIE dengan rumah pengisian sabun cuci, caranya cukup gampang, yaitu tinggal menarik SILVIE dari rumah sabun cuci. Setelah itu dilanjutkan acara membongkar body SILVIE, yaitu dengan melepas 6 buah mur yang berada pada body SILVIE.



Setelah semua terlepas lalu pisahkan rangkaian elektrik dengan rangkaian Valve / Klep (terbuat dari bahan plastik). Maka akan terlihatlah Jerohan mbak SILVIE yang benar-benar kotorrr dengan daki dan kerak.



Rangkaian Valve

Rangkaian Elektrik

Langkah berikutnya adalah besihkan secara bergantian agar tidak lupa untuk pemasangannya, saran saya sih bersihkan rangkaian Valvenya terlebih dahulu. Membersihkannya cukup mudah, gunakan sikat gigi bekas. Sikat kerak-kerak yang menempel pada lubang pengisian air maupun Klep karetnya.

 Lalu Bersihkan kotoran pada rangkaian elektriknya, lepaskan rumah penekan klep yang berjumlah 2 buah, keluarkan pena penekan klep dan per dari rumah tersebut. Bersihkan dengan menggunakan cotton bud atau alat lain yang dapat menjangkau dalam rumah penekan klep.





Waktu saya membongkar rangkaian penekan klep ini, saya sempat bingung untuk memasang kembali, yaitu untuk besi penekan posisinya menghadap kemana ? namun setelah dianalisa maka pemasangan yang benar adalah Kepala Pen Penekan Klep yang berwarna hitam posisinya di bawah / bersentuhan langsung dengan karet klepnya. Sedangkan yang ujung satunya masuk ke dalam rumah penekan dibawah per. Jangan lupa untuk sedikit menegangkan per, agar tekanannya semakin bagus.

Setelah semuanya beres, maka rakit kembali seluruh rangkaian SILVIE seperti semula. Dan mesin cuci akan kembali normal seperti sedia kala. Dengan kata lain, tidak perlu memanggil teknisi ataupun ganti sparepart.

Demikian langkah-langkah mengatasi kebocoran pengisian mesin cuci anda, saya mau berbagi ilmu kepada Anda semua, karena sepertinya belum pernah ada artike yang memuat tentang detailnya pembongkaran Selenoid Valve ini. Dan ternyata tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Semoga bermanfaat bagi kita semua..... Amiin. 

My Lovely Family




06 Maret 2013

Dokumentasi Touring dari masa ke masa...


Bro and Sis Biker lagi prepare solo touring Jkt - Jogja



Mampir di Dagadu Jogja















Touring Perdana ke Jogja

    Tanggalnya 1 September 2005 siang, pas menjelang hari libur, tanpa rencana dan secara tiba2 saya memutuskan untuk Touring ke Jogja. Tdk lupa saya posting di website HTML www.honda-tiger.or.id, guna mencari temen, siapa tau ada yang mau touring bareng.

      Upayaku tidak sia-sia, beberapa saat setelah Posting di website, ada yang memberikan komentar melalui website, kalo tidak salah namanya Bro TomZed member HTML yang juga aktif di PGTC (Pondok Gede Tiger Club) , bro TomZed menginformasikan bahwa ada beberapa temen dari PGTC yang akan mengadakan touring ke Jogja, lalu doi  memberikan Contac Person namanya bro Catur (081xxxxxx) dan bro Chandra ( 085xxxxxxx ), saya langsung menghubungi Ybs, memang benar mereka berencana akan mengadakan Touring ke Jogja, namun masih tentative.

         Jadi, saya buru-buru pulang ke rumah sambil prepare barang-barang bawaan, sekaligus setting Tiger di Bengkel Om Yudha Pondok Kopi guna meningkatkam performa si Macan. Macan Kesayangan saya adalah keluaran September taon 2004, Warnanya BlackRed, modif Box Givi E32, cover Mesin dan Deltabox Kuping yang saya pesan khusus dari kang Wisnu PTB ( Club Tiger Purwokerto). 

       Setelah semuanya dirasa siap, saya segera meluncur menuju Tikum di "Win Motor" Bengkel sekaligus sekrenya PGTC lokasinya di samping TMP Lubang Buaya. Begitu sampai di lokasi, saya SKSD terhadap para brother yang berada disitu, sambil memperkenalkan diri, sore itu ada sekitar 4 orang yang sedang nongkrong, sambil setting Macan untuk persiapan Touring. Saya menanyakan siapa-siapa saja yang akan berangkat touring, dan yang siap berangkat adalah: Chandra, Irul, Odhi dan Eka . . . . Namun malam itu kami batal berangkat karena salah satu motor masih mengalami gangguan. Jadi terpaksa saya pulang kerumah untuk istirahat.

      Pagi-pagi buta, saya sudah ready lalu meluncur kembali ke Tikum PGTC. Sampai disana temen-temen juga sudah siap. Beberapa waktu kemudian kami berangkat dengan jumlah 4 motor yaitu : Saya, Irul boncengan ama Eka, Chandra n boncenger dan Odhi. Start kira-kira jam 7 pagi, dari Pondok Gede menuju Kalimalang , trus lurus sampai Bekasi kecepatan rata2 60 - 70 KPJ lalu menuju Cibitung belok kiri, sampai di Cikarang mulai memacu kendaraan , Sebelum CIkampek belok kanan arah Purwakarta - disini semakin menggila kami saling memacu adrenalin kebut2an. Kami istirahat sebentar di Purwakarta utk sekedar melepas dahaga dan ngendorin urat2 yang kaku. 10 menit kemudian kami berangkat lagi memacu Macan dengan kecepatan tinggi. Tak terasa kami sudah memasuki Bandung, wah ternyata, Touring capek juga ya ???? Di bandung cari tempat istirahat di sebuah Pom Bensin



      Sambil melepas lelah, W buka bekal persediaan berupa Coklat Silver Queen, mayan buat mengganti kalori yang kebakar.

       Perjalanan dilanjutkan dan semakin menantang, karena route yang akan dilalui lumayan menjanjikan yaitu " Nagrek ", nah disini perlu konsentrasi dan kewaspadan karena medan cenderung naik turun dan berkelok. Pegal rasanya tangan dan kaki ini , karena harus mengatur kecepatan dan akselerasi serta pengereman. Nah keluar Nagrek kami terus menuju Ciamis - dan berikutnya Tasikmalaya. Kami sempet berfoto ria di sebuah Jembatan " Cimuntur "


Kami kembali memacu 4 Macan kami melalui Tasikmalaya, Majenang, Cilacap, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, dan terakhir Jogja. Kami tiba di Jogja tengah malam 



Chandra Sang Pawang Macan . . . . Aksi ridernya gila2an, segala macam tikungan dilalap abis, ampe standart tengah keluar percikan api, krn saking rebahnya motor.



Irul teknisi Wien Motor, yg setia melayani ketika motor sdg trouble




Odhi, sweeper, motornya paling kwenceng, shg ditaro paling belakang



Eka, newbie PGTC yg sangat ingin touring, sekaligus sie dokumentasi... btw doi ga pamitan ke Nyokapnya lantaran takut dimarahin lho...



Gw, pecinta Touring


Agenda di Jogja Padat sekali. Diantaranya :


1.     Jalan2 ke Paris ( Pantai Parang Tritis ), masuknya lewat pintu barat, ga bayar lagi, modal ngecap dikit n  pura2 kenal  ama tukang retribusi namanya pak Putarto / Putranto cmiiw ..( info dari agen lapangan ). . . . . . . Trus menikmati suasana pesisir pantai Depok, melewati route jln kecil sepanjang bibir pantai . . . sambil berjalan beriringan, 





     Sempet foto2 di bukit pasir yang menyerupai gurun di Saudi arabia, yang katanya merupakan salah satu keajaiban alam shg menjadi spt gurun. Beberapa saat kemudian kami sampai di Pantai Paris utk menikmati suasanan yang indah.



Ga perlu standar tengah... cukup tahan rem depan.... gas sekuat-kuatnya...
Parkir motor gratis di bibir pantai...
Parang Tritis sing kondang kaloka.... halah.... 
Mat Codet Irul.... 
Tempat rombongan menginap... padahal sudah disiapkan tempat di rumah Gancahan


2.   Sowan ke HTML Kopyah Jogja!!!! Kami dijamu makan malam lesehan di depan BCA PKU oleh Korwil Om Joko, didampingi oleh Bram, Sigit, Yudhi. . .thanks ya bro . . . kalian membuat Jogja semakin hangat dan bersahabat.
HTML Jogja... Cool banget....

3.   Sowan ke tempat Kopdar IMTY ( Ikatan Motor Tiger Yogyakarta ) di depan hotel Santika,kebetulan IMTY lagi kongkow dengan kekuatan maksimal 50an motor lah, kami ditemui langsung oleh Ketum IMTY yang saat itu dijabat oleh bro Timbul. Sambutan cukup hangat dan bersahabat, walau pada mulanya sempet ga nyaman, krn beberapa member IMTY melihat2 stiker HTMLku, why bro ?? kenapa dengan HTML ?? jgn krn kenapa tidak kita akhiri perbedaan ini ?? So Far, jamuan dgn IMTY cukup menyenangkan kami diantar langsung ama bro Timbul and boncenger kunjungi beberapa tempat di Jogja. 


Pict of Bro Timbul and friend



24 Oktober 2012

Touring Wisata Jakarta - Jogja 3 sd 7 Desember 2010

        Setelah sekian lama terjadwal dengan rutin, sepertinya ini adalah  moment terakhir bisa touring wisata…. Tepatnya tanggal 3 s.d 7 Desember 2010. Waktu itu saya mendapat kabar bahwa Bapak mengalami sakit. Jempol kaki Bapak mengalami infeksi akibat menginjak bara api, sehingga harus diamputasi. Perlu diketahui Bapak telah mengidap penyakit Diabetes sejak tahun 1985, waktu yang cukup lama  untuk bisa bertahan bagi pengidap Diabetes. Hal ini terjadi karena Bapak termasuk orang yang rajin diet dan olah raga. Pertama kali ketahuan mengidap Diabetes, ketika saya masih duduk di bangku kelas 3 SD di tahun 85. Bapak mengalami kejang dan sakit teramat hebat di kepala, Ibu sibuk memijitin kepala Bapak sambil memberikan obat pereda rasa sakit. Kami anak-anak juga membantu memijitin agar berkurang rasa sakitnya. Saking sakitnya Bapak menyuruh ibu untuk merefleksi kaki  dengan Proyektil Peluru Meriam yang sudah dijadikan Hiasan.
       Karena rasa sakitnya tidak kunjung hilang, maka diputuskan untuk membawa Bapak ke Rumah Sakit. Dengan menggunakan Mobil tetangga, kami membawa Bapak menuju RS DKT Dr. Soetarto Jl. Juwadi No. 19, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta. Sepanjang jalan Bapak menusuk-nusukkan Proyektil Meriam di kakinya agar rasa sakitnya hilang. Kami merasa ngeri dan tidak tega melihat kondisinya yang demikian menderitanya. 
        Sesampainya di RS DKT, Bapak lantas dibawa ke UGD dan diadakan pemeriksaan. Saat itu untuk pertama kalinya saya masuk Rumah Sakit, saya paling anti dan ngeri dengan dunia Medis. Bau Obat dan Karbol  yang sangat khas menyengat di hidung. Melihat bentuk fisiknya, bangunan tersebut merupakan peninggalan jaman kolonial Belanda, Tembok Rumah Sakit yang sangat kokoh, umurnya sudah sangat tua, berbalut cat warna Putih membuat suasana makin sereem.
        Hasil pemeriksaan laboratorium, kadar gula Bapak sangat tinggi sehingga Bapak harus dirawat agar kadar gulanya kembali normal. Seminggu lebih Bapak Opname di RS DKT, ibu setia menunggu Bapak nginap di RS, sementara anak-anak pulang ke rumah dan membesuk secara bergantian.
         Di bulan Desember 2010 ini kondisi Bapak sudah benar-benar menurun, penyakit diabetesnya sudah dalam stadium tinggi, ditambah pula dengan usia Bapak yang menginjak 73 tahun, tidak memungkinkan lagi bertahan melawan penyakit yang sudah diderita sejak tahun 1985, ini berarti sudah 25 tahun perjuangan Bapak melawan penyakitnya, hingga akhirnya jempol kakinya harus diamputasi.
Bapak bersama orang2 tercinta

I miss u Dad.....

Menantu Tercinta

pak Rimin

      Mendengar kabar bahwa Bapak telah dioperasi maka saya bersama istri bertekad untuk pulang membesuk Bapak di Rumah sakit, sekaligus melaksanakan touring wisata yang sudah sekian lama tidak dijalankan. Untungnya anak sudah bisa ditinggal di rumah mertua, sehingga tidak ada masalah lagi yang menghalangi rencana keberangkatan kami.
         Tidak banyak persiapan yang kami butuhkan selain setting kendaraan dan belanja keperluan selama perjalanan. Untuk mesin sendiri cukup service karburator, sistim pengereman, sistim kelistrikan, ban dan cek part yang bergerak ( rantai, Gir, Baut Gir, Laker roda, tali kopling/gas) harus dipastikan semua dalam kondisi prima. Untuk jaga-jaga, saya menyiapkan spare part motor yang kemungkinan besar mengalami gangguan ( lampu, kabel kopling, spin / penyambung rantai, baut knalpot depan, busi, karbu cleaner ) dilengkap dengan kunci-kunci seperlunya.

Motor dan Perlengkapannya


Siap untuk  bertempur

          Sedangkan keperluan selama perjalanan, saya menyiapkan dua buah kaca mata yaitu kacamata Ray Ban untuk berkendara di siang hari dan kacamata bening untuk berkendara di malam hari. Lalu mengeluarkan aset penting dari lemari penyimpanan berupa Helm Ink Top Gun Half Full Face. Helm ini sangat cocok untuk touring jarak jauh, karena terbuat dari bahan yang berstandar Internasional sehingga sangat aman terhadap benturan, desainnya juga futuristik sehingga memudahkan bila pingin minum/makan tidak perlu lepas helm.  Lalu jaket Kulit, sepatu safety dan sarung tangan kulit wajib digunakan agar safety selama perjalanan, jaket Kulit sangat maksimal dalam menahan terpaan angin, disisi lain ketika terjadi accident akan melindungi kulit dari benturan maupun goresan aspal, hal ini sudah saya buktikan. Saya sudah mengalami 3 kali jatuh dari motor, yang pertama  tidak menggunakan peralatan safety sama sekali sehingga dampak yang ditimbulkan sangat besar, tubuh saya babak belur dicium aspal. Kecelakaan yang ke 2 maupun ke 3 saya sudah menggunakan perlengkapan safety dan hasilnya sangat signifikan, tubuh saya tidak mengalami luka sedikitpun walau jatuh dari motor dalam kecepatan tinggi. Dan yang paling penting untuk dibawa adalah Jas hujan, karena di bulan desember ini curah hujan masih lumayan tinggi. Sementara bekal makanan diperbanyak yang mengandung kalori seperti coklat, roti, kacang dan cemilan alakadarnya. Begitu pula minuman diperbanyak air putih dan energy drink.
Walau capek, tetap semangat

       Setelah semua sudah siap, maka saya istirahat / tidur dulu sambil menunggu matahari bergeser posisinya. Saya memilih untuk berangkat agak sore, karena pengalaman sekian lama touring Jakarta – Jogja akan lebih nyaman bila perjalanan pada malam hari. Keuntungan perjalanan di malam hari adalah lalu lintas lebih sepi, kecepatan lebih maksimal, udara tidak panas sehingga tidak kegerahan dan mesin tidak cepat panas (over heat) serta tiba di tempat tujuan keadaan sudah terang. Sedangkan kelemahan perjalanan di malam hari adalah ; tidak bisa lihat pemandangan, cepat mengantuk, banyak melewati daerah rawan, kalau capek tidak bisa sembarangan istirahat. Dengan pertimbangan tersebut maka perjalanan  pada malam hari akan lebih nyaman daripada siang hari.
               
          Kira-kira jam 3 sore kami start dari Kelapa Dua Depok, dari Depok kami menuju Jalan alternatif Cibubur, lalu mampir ke rumah Cikeas untuk mengambil MP3 Player untuk hiburan selama di perjalanan. Dari cikeas menuju Jl. Raya Cileungsi mengarah Bekasi Timur.  Lalu menyusuri Kalimalang hingga sampai di Cibitung. Cibitung belok ke kanan mengarah ke Cikarang – Cikampek – Patok Beusi – Ciasem – Losarang – Indramayu. Intinya kami melalui jalur Pantura. Sempat istirahat sebentar di Pom Bensin untuk makan malam dan minum kopi. Kami tidak mau berlama-lama istirahat, karena kalau kebanyakan  istirahat badan terasa lemas dan banyak waktu yang terbuang.  Memasuki kota cirebon kami mampir di Warung Nasi Jamblang langganan … tempat yang wajib disinggahi setiap touring, sekaligus bernostalgia.

Rehat di Pom Bensin Pantura

Mampir di Tempat Wajib Nasi Jamblang Cirebon

        Meninggalkan kota Cirebon sudah menjelang jam 8 malam, kondisi jalan yang rusak membuat motor kami pacu dengan kecepatan sedang. Sampai di pertigaan Tanjung lalu belalui jalur tengah belok ke kanan membelah Pulau Jawa ke arah Ketanggungan – Bumiayu – Ajibarang , di Ajibarang kami minum susu jahe di sebuah Pom Bensin. Perjalanan dilanjutkan lagi Purwokerto -  Wangon dan sampai di Jalur Selatan.

        Di jalur selatan sudah Pagi… lalu kami cari sarapan di Pinggir Jalan… endingnya sampai di Jogja sekitar pukul 6 pagi. Sempat foto-foto di depan Stasiun Rewulu, lalu Gunung Gedhe arena bermain waktu kecil ( pernah saya ceritakan di episode sebelumnya ).

 Nyampai di Stasiun Rewulu 
Di depan Stasiun Rewulu
mampir di Gunung Gedhe Nengokin Dhanyange

Di Pintu Masuk Gunung Gedhe

Panorama Diatas Jembatan Sungai Code.. Air bercampur Abu Vulkanik

Rumah Padat Penduduk di sekitar Sungai Code

"Sis Biker"

" Bro Biker "

" Sis and Bro lg mbecak menuju Malioboro"

Jalan-jalan teruuss " Tidak ada waktu yg terbuang"